Salah satu buku anak-anak yang karakternya kuat banget. Noddy dan Big-Ears dalam serial Noddy |
Sebagai seorang penulis, sudah sepatutnya melakukan tiga syarat utama sebelum menulis. Apa itu syaratnya?
Membaca, membaca dan membaca.
Jadi, sering sekali seseorang yang menulis terus merasa mentok, writer's block atau bingung mau nulis apa. Itu semua karena dirinya bisa jadi kurang membaca.
Nah, terkait dengan membaca dan menulis ini, aku mau share pengalamanku saat hendak menulis untuk tantangan sebuah komunitas menulis.
Aku belajar menulis cerita dewasa untuk kedua kalinya di komunitas ini. Salah satu tantangan dari PJ kegiatan adalah mewajibkan membaca buku yang ada korelasinya dengan rencana naskah yang akan kubuat.
Aku sedang merancang tulisan dengan karakter perempuan tangguh, kuat dan ego tinggi. Hal ini terkait dengan membuat tokoh yang nggak mudah menyerah dalam menghadapi masalahnya yang sangat berat, yakni sulit punya keturunan.
Nah, dari banyak buku, aku memilih dua buku ini, yang akan kureview sedikit isinya ya..
pinjem dari sini gambarnya |
Judul novel: Master of The Game atau Ratu Berlian
Penulis:
Sidney Sheldon
POV:
Orang ketiga
Premis:
Perjuangan Kate Blackwell mendapatkan penerus bisnis dan mempertahankan
kekayaan yang telah dirintis ayahnya dari nol. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkannya.
Sinopsis:
Kate Blackwell adalah
seorang perempuan yang sangat Tangguh dan tahu apa yang akan dia lakukan pada
dirinya dan orang yang dia cintai. Kegigihan ayahnya menurun pada dirinya.
Latar belakang sejarah ayahnya mendapatkan kekayaan sebagai pengusaha berlian
di Afrika Selatan menjadi salah satu motivasi Kate mempertahankan harta
keluarganya.
Simbol kesuksesan diraihnya
dengan segenap cara. Kate sangat pantang menyerah mencari penerus bisnisnya.
Cerita ini diawali dari adegan perayaan ulang tahun Kate ke 90. Beberapa
karakter yang mewarnai isi novel ini diperkenalkan secara halus di bagian
prolog.
Buku ini dibagi menjadi lima setting waktu.
Satu, Jamie 1883-1906,
mengisahkan perjuangan ayah Kate dalam mencari kehidupan baru di Afrika
Selatan. Ia adalah laki-laki yang selamat dari ancaman kematian untuk merebut
haknya atas kekayaan berupa tanah penghasil berlian di bumi Afrika Selatan yang
suram kala itu. Ada tokoh Banda yang mewarnai kisah buku ini dari aspek
perpolitikan di kawasan Afrika Selatan, sehingga pembaca diajak juga
mempelajari kondisi setting waktu di kala itu dari kacamata politik.
Dua, Kate dan David
1906 – 1914. Bagian ini menceritakan kehidupan remaja
Kate dan usahanya untuk fokus pada laki-laki yang jauh beda usianya dengan
dirinya, yakni David Blackwell. David adalah orang kepercayaan Jamie dan
Margaret (ibu Kate). Davidlah yang mempertahankan kesuksesan perusahaan Jamie
setelah Jamie dan anak laki-lakinya (kakak Kate) meninggal dunia. David
laki-laki yang setia, karena hidupnya ditolong oleh Jamie. Dia mempertahankan
usaha tersebut tetap gemilang, agar bisa dipindahtangankan pada Kate di usia 21
tahun. Usaha Kate ini, tidak saja gigih mempelajari perusahaan besar milik ayahnya,
namun juga beragam upaya mempertahankan David.
Tiga, Kruger-Brend
ltd 1914 – 1945. Masuk ke bab ini adalah bab dimana Kate
berusaha mempertahankan keberadaan David dan berhasil membuat David bersedia menjadi
suaminya. Pernikahan yang sudah diidamkan Kate sejak kecil. Anaknya bernama
Tony pun lahir. Kisah selanjutnya, adalah Kate harus menghadapi kenyataan, jika
anak laki-lakinya gagap jika berada di dekat Kate serta kenyataan, jika Tony
ternyata lebih tertarik pada seni daripada bisnis yang dirintisnya.
Empat, Tony 1946 –
1950, bagian ini adalah bagian yang cukup memukul diri Kate.
Tony akhirnya berhasil dia upayakan menikah dengan perempuan pilihannya.
Caranya sangat cerdas hingga Tony tak menyadari proses perjodohan dan situasi
yang dibuat oleh ibunya tersebut. Hingga puncaknya adalah kematian istri Tony
karena melahirkan, efeknya sangat parah pada kejiwaan Tony. Meski demikian,
Kate merasa harus terus berupaya mempertahankan perusahaannya. Dia harus
berusaha mendapatkan keturunan yang bisa meneruskan kejayaan perusahaan. Karena
Tony tak mampu, maka pilihannya jatuh pada kedua cucu kembarnya.
Lima, Eve dan
Alexandra, 1950 – 1973. Bagian ini kekuatan karakter Kate diuji
dengan karakter cucun kembarnya bagaikan langit dan bumi. Sempat terkecoh oleh
karakter Eve yang mirip culas dan gigih, mirip dirinya namun dari segi negatif,
akhirnya Kate mengharapkan perusahaannya diteruskan oleh Alexandra yang
ternyata lebih lembut, dan cenderung mirip Tony. Bagian cerita Eve dan
Alexandra ini lumayan banyak, nyaris sepertiga novel. Karakter dua anak kembar
yang sangat berbeda ini, memberikan gambaran pada pembaca, seolah-olah ada dua
pribadi Kate yang split atau terbagi dua pada diri cucu-cucunya. Kondisi ini
sungguh menjadi antiklimaks, karena seolah-olah, Kate tetap belum mendapatkan
penerus pemimpin perusahaannya. Tapi
bukan Kate jika tidak meyakini akan ada penerusnya.
Pada bagian epilog (Kate
1982) digambarkan upaya Kate yang tak pernah berhenti untuk mencari
penerus bisnisnya. Pilihannya jatuh pada cucunya yang masih kecil, Robert.
Ending yang cukup manis dan sedikit memprihatinkan, mengingat cara Kate selama
perjalanan novel ini dibaca adalah all out, alias segenap cara dengan
kecerdasan yang luar biasa tak disadari
oleh orang yang diaturnya tersebut.
Kekurangan novel:
Apa ya kekurangannya?
Mungkin karena pilihan plot yang cepat, dengan jumlah karakter yang banyak dan
muncul bergantian di setiap setting waktu, membuat pembaca harus benar-benar
siap dengan perubahan cepat yang terjadi. Namun, saya pribadi merasa ini bukan
kekurangan novel. Tak ada kekurangan yang significant pada buku karya Sidney
Sheldon ini.
Kelebihan novel:
1. Premis cerita ini
berpusat pada Kate, namun penggambaran karakternya dimulai dari karakter
ayahnya. Ini sangat menarik. Karena tokoh utama buku, baru muncul di 1/3 awal
buku.
2. Karakter Kate Blackwell
sangat kuat dan menonjol. Pembaca dibuatnya bingung antara berempati atas
penderitaannya, atau gemas dengan manipulasi yang dilakukannya atas nama cinta
dan perusahaan. Sungguh menarik mengikuti jalan hidup karakternya.
3. Banyak karakter, dan
setiap karakter tetap kuat tergambar dan memperkaya plot cerita. Bahkan
penulisan karakter berdasarkan setting waktu, dengan gambaran politik dan
kondisi perang diberikan tipis tapi cukup mempengaruhi jalan cerita, namun
sikap tokoh utama yang kuat, membuat perjalanan settting waktu 90 tahun lebih
itu tidak pernah membosankan sama sekali.
4. Plotnya cepat dan dinamis,
nyaris tidak ada bosan karena hampir setiap halaman memberikan info dan
kejutan. Cliffhanger setiap bab sangat menarik.
Setelah membaca buku ini, dan memperhatikan karakter tangguh dari Kate Blackwell, aku pindah ke buku karya anak bangsa.
gambar juga pinjem dari sini
Judul buku: Faith and The City
Penulis :
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
POV:Orang
Ketiga
Premis: Kisah Hanum, seorang
jurnalis biasa menghadapi kondisi harus memilih, antara menjalani pekerjaan
impiannya di New York, dan di saat yang sama, harus menghadapi kenyataan
suaminya harus kembali sekolah ke Wina, sehingga dia harus memilih antara karir
atau rumah tangganya.
Sinopsis
Kisah buku ini merupakan lanjutan kisah dari novel Hanum dan
Rangga sebelumnya berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di
Langit Amerika. Sehingga pembaca diharapkan mengetahui tentang karakter Azima
dan Brown dalam kisah buku ini karena termasuk tokoh yang mewarnai konflik
suami istri Hanum dan Rangga.
Adegan awal setelah prolog tentang seseorang bernama Faith, adalah
adegan Hanum terlihat menikmati kondisi menjadi terkenal karena berhasil
mempertemukan dua tokoh Azima dan Brown dalam sebuah frame kisah yang
mencerahkan secara islami, terkait kejadian 11 september.
Selanjutnya, saat Hanum dan Rangga bersiap menuju ke airport untuk
pulang ke Wina, tempat suaminya menjalani pendidikan Doktoral, mereka dihadang
oleh Andi Cooper, seorang jurnalis
senior terkenal di Newyork yang memimpin sebuah televisi internasional. Andi
sangat ambisius dan raja tega. Dia menginginkan sebuah show yang menggiring
Azima dan Brown menjadi narasumber acara, karena kedua tokoh ini tak pernah mau
diwawancarai oleh media manapun. Andi nenawarkan posisi magang bagi Hanum di
GNTV yang dipimpinnya.
Tawaran ini menggiurkan bagi Hanum, tidak saja karena memang akan
memperkaya portofolionya sebagai jurnalis dari Indonesia, namun Andi Cooper
adalah idolanya sejak dia remaja dan bercita-cita menjadi jurnalis.
Akhirnya Rangga mengalah dan ikut serta selama 3 minggu di New
York. Tiga minggu adalah masa magang Hanum.
Sejak itu, rumah tangga mereka pun mulai dipenuhi dengan konflik.
Rangga yang seharusnya mengerjakan disertasi, jadi bengong selama di New York.
Dia diminta oleh Brown untuk membuat buku yang sebenarnya lebih bagus dilakukan
oleh Hanum. Belum lagi, Rangga benar-benar tak bisa mengerjakan apapun di
sana, dan Hanum nyaris tak mengurusi suaminya karena kesibukannya yang luar
biasa mengurus talkshow dan reality show yang menjadi tanggung jawabnya selama
magang.
Sejak itu ujian dan konflik mulai mewarnai pasangan tanpa anak
tersebut. Terutama sikap Hanum yang
keras kepala dan tak suka dianggap sepele atau disepelekan. Ada
pergelutan batin para tokoh antara membela keyakinan (faith) dengan godaan yang
sangat menggoda untuk hidup serta tinggal di sebuah kota (city) bernama New
York. Perbedaan pandangan antara Rangga dan Hanum semakin menajam, seiring
keberhasilan yang didapat Hanum selama magang bekerja sama dengan parner kerja
barunya bernama Sam.
Ending cerita cukup menarik, tak saja Rangga yang bertekad
meninggalkan New York dengan bersedia ikhlas melepaskan Hanum untuk
bekerja dengan GNTV karena mendapatkan kontrak seumur hidup yang ditawarkan
Andi Cooper, namun juga adegan reality show melibatkan Azima dan Brown yang
ditampilkan di acara insight islam yang merupakan klimaks dari penentuan sikap
Hanum, yang akhirnya memilih meninggalkan GNTV, mengejar Rangga di airport dan
menyobek kontrak seumur hidupnya di GNTV karena keberhasilannya menghasilkan
acara yang menembus share dan rating hingga ke angka 50.
Kelebihan novel:
1. Pilihan katanya membuat pembaca menambah banyak pengetahuan
terkait dunia pertelevisian, New York dan sejarah islam.
2. Karakter tokoh cukup kuat, mungkin karena berdasarkan karakter diri
para penulis juga.
3. Plot cerita cukup rapi.
4. Epilognya menarik
Kekurangan novel:
1. Prolog agak membingungkan dan bukan bagian dari klimaks konflik
cerita, namun baru menuju klimaks konflik.
2. Pembaca yang belum pernah baca dua buku sebelumnya, dijamin
akan bingung menghadapi dua karakter Azima dan Brown yang tidak terlalu
diperjelas di buku ini. Sehingga hanya pembaca buku sebelumnya saja yang paham
pentingnya keberadaan dua karakter ini dalam novel.
3. Menurut saya, jalan ceritanya sedikit agak "fantasi"
dalam arti terlalu seperti mimpi, ketika karakter Hanum berhasil membuat sebuah
acara mendapat rating dan share tinggi di sebuah pertelevisian New York. Sempat
terbersit pemikiran, benarkah ini terjadi? atau bagian ini adalah total fiksi
dari penulis?
Meskipun novel ini cukup menarik, namun tidak semenarik novel I am
Sarahza, kisah usaha Hanum dan Rangga berusaha mendapatkan momongan.
Setelah melakukan dua review itu, kemudian aku mulai memperkirakan seperti apa karakter perempuan bernama Kay dalam rencana draft novel genre dewasaku tersebut. Cukup memudahkanku, karena sudah memiliki gambaran dari dua buku tersebut
Demikian, salah satu caraku memulai membuat karakter dalam novel. Semoga memberi pencerahan minimal hikmah bagi teman yang berniat menulis dan bingung harus mulai dari mana atau cara apa yang paling tepat....
Goodluck!