Pojok Kerjaku Yang Baru Ada sebuah frase indah. |
"Rumah
adalah tempat di mana hati berada.”
Kalimat
ini, pasti bersemayan di hati setiap orang yang mencintai tempat tinggalnya. Di
manapun itu.
Demikian
pula aku.
Dan
menurutku, di setiap bagian dalam rumah, pasti ada sebuah pojok istimewa.
Dan
aku mempunyai pojok atau ruang istimewa itu. Sebuah pojok yang awalnya hanyalah
sebuah mimpi masa kecil biasa.
Di
rumah orang tuaku dulu, kami punya perpustakaan keluarga. Kecil namun nyaman. Lewat
koleksi bacaan mereka, aku jatuh hati pada buku dan aromanya.
Sejak
itu, aku menyukai perpustakaan dan buku.
Papa membuatkan satu ruangan khusus
bagi kami, agar nyaman membaca dan menyimpan koleksi buku .
Bertahun
berjalan, aku tetap menyimpan sebuah impian dengan malu-malu.
Ketika
aku menikah, dan bersuamikan seorang penimpun buku.
Ia juga seorang laki-laki,
yang tak romantis. Namun saat kakinya menginjak pintu masuk sebuah bazar buku,
sanggup berujar, “Hemmm, betapa aroma
buku itu terasa seksi di penciumanku”. Saat itulah, aku semakin percaya, ia memang
jodohku.
Hingga
suatu ketika, kami berdua diuji dengan kehilangan salah seorang janin dari janin
kembarku. Aku mencari cara menyembuhkan jiwa yang resah.
Ternyata
menjadi penulis, adalah jawaban bagi luka.
Menjalani
dunia kehidupan penulis, menerbitkan buku bahkan keluar dari profesi lamaku,
tak pernah terlintas di benak sedikitpun. Dulu kukira, menjadi dosen adalah
peran utamaku.
Setelah
sembilan tahun menikah, baru lahir anak-anak kami. Semua itu membumilantakkan
segala skala prioritas pribadiku.
Pada
akhirnya, kulirik dunia kerja dari rumah yang berhubungan dengan cerita dan
buku.
Maka
memiliki pojok kerja sendiri, yang membuatku nyaman menulis dan menggarap
naskah, kembali menjadi salah satu mimpi kecilku. Terbayang, adanya ruang menulis
dan membaca, menjadi mimpi indah jika terwujud. Maka kubalut erat dalam hati
dan kuazzamkan terus menerus dalam doa sendu.
Kuhayalkan
satu pojok dari rumah, ada sebuah ruang yang menyembuhkan jiwa. Ruang yang
menyimpan segudang ide menulis dan setumpuk karya serta segenap aroma buku.
Awal
tahun 2016, perlahan mimpi puluhan tahun itu menjelma. Aku sempat tergugu.
Pojok Perpustakaan Keluargaku |
Tak
mengira, Allah Maha Baik, menambah rejeki keluargaku, hingga mimpi memiliki
ruang kerja sekaligus perpustakan keluarga terwujud menjadi satu.
No comments:
Post a Comment