Aku
kelimpungan mencari putriku.
Ya,
ini gara-gara aku terlambat menjemputnya sekolah. Mulutku mulai ngedumel kesal.
Ke mana anak itu perginya? Di kelas tak ada. Di kamar mandi pun tak ada.
Kuteriakkan namanya, hingga menggema di gedung sekolah yang mulai lengang.
Tak
sengaja, kulangkahkan kaki mendekati mushola sekolah.
Aku
tertegun sebentar. Di sanalah putriku berada. Sendirian menjadi makmum perempuan,
dari sekian banyak makmum laki-laki.
Di
satu sisi, hatiku malu, karena telah berpikiran jelek pada putriku, yang
usianya baru menjelang 8 tahun. Di sisi lain, aku terharu. Betapa di saat aku
terlambat menjemputnya, ia memilih menungguku dengan sholat zuhur berjamaah.
Masya
Allah
No comments:
Post a Comment