Setelah lama tak berbagi ilmu... rasanya menyenangkan sekali |
Sudah lama banget aku nggak terlibat dalam kegiatan berbagi pengalaman menulis.
Awal-awal aku mulai terjun menulis, biasanya aku jadi peserta dalam beberapa pelatihan kepenulisan, di tahun 2009 - 2010. Lalu sempat berbagi pengalaman menulis dengan mahasiswa FH Unsri, ketika aku pulang sejenak ke kampung halaman di Palembang. Itu kisaran tahun 2010 akhir.
Nah, ketika aku tergabung dalam Komunitas kecil bernama Pena Lectura (yang diketuai oleh Gita Lovusa), aku pernah berbagi ilmu menulisku di tanggal 21 Mei 2011, pada kegiatan Pena Lectura Goes To School. Kami (Aku, Gita, dan Tyas Shinta, sementara 4 temen lainnya berhalangan hadir), mengisi sharing kepenulisan itu di SMA Yapera Jalan Haji Mencong Ciledug. Kisah ini pernah kutuliskan di blog -almarhum- Multiply. :)
foto bareng ibu kepsek SMA Yapera, Bu Irma, dan teman seperjuangan, Tyas Shinta |
Aku juga pernah mengisi acara launching buku "Duhai Muslimah, Bersyukurlah", dalam kegiatan Pena Lectura juga. Kali ini bersama Teteh Pipiet Senja di Uin. Ih kalau inget proses persiapan kegiatan ini, ampun.... :) Beruntung Teh Pipiet orangnya juga santai, dan seru aja! Nggak bikin orang atau penulis pemula sepertiku grogi, karena beliau ramah dan menyenangkan.
Bareng Teh Pipiet Senja, acara Pena Lectura launching book. "Duhai Muslimah Bersyukurlah" |
Lama tidak mengisi kegiatan kepenulisan, dan malah asyik ikut sebagai peserta dalam beberapa workshop kepenulisan, tahu-tahu beberapa waktu di minggu ke 2 bulan September 2014, aku mendapat inbox dari salah seorang admin group Be A Writer (BaW), yakni mbak Nda Syahdu.
Isinya : Assalamu'alaykum uni, semoga dlm keadaan sehat ya. Uni, kita kan ada acr seminar di SMP RAHMANIYAH depok, 21 sep 9.30-12.00. Uni bisa jadi pengisi materi?
Wah, aku surprise sekaligus galau. Surprise karena diajak bergabung dalam program BaW Goes To School, padahal aku belum setahun bergabung di komunitas yang penuh dengan penulis-penulis keren tersebut. Tapi aku mau banget berbagi pengalaman ke anak-anak sekolah. Jadi rada galau, karena belum tahu, apakah Ayahnya anak-anak bersedia anterin ke kawasan Depok, apalagi kawasan yang kami belum pernah datangi.
Tapi singkat cerita, ternyata Ayah anak-anak bersedia mengantar. Anak-anak juga ikut. Duh, senang banget rasanya. Senang karena kondisi memungkinkan untuk melakukan satu kegiatan positif.
Sabtu aku menyiapkan materiku, tentang memanfaatkan media sosial untuk kegiatan positif. Aku bersyukur banget, karena Ayah Billa Aam mensupport. Ia mengurus anak-anak di hari Sabtu itu, dan membiarkan aku membuat tulisan di power point.
Minggu pagi, kami pun berangkat ke kawasan Depok, melalui jalur tol. Kami manfaatkan google maps yang ada di gadget Ayah Billa Aam. Alhamdulillah, tidak terlalu mengalami kendala. Hanya saja, harus bertanya 2-3 kali ketika sudah mendekati lokasi kegiatan.
Ternyata SMP Rahmaniah adalah sekolah berbasis boarding school. Panitia dari sekolah menyambut saya dengan baik. Jam 8.30 aku sudah berada di sekolah tersebut. Panitia dan peserta sudah hadir, sayangnya tim BaW terjebak macet atau kendala transportasi, sehingga rombongan Nda Syahdu dan beberapa teman dari BaW belum tiba, hingga jam 9 pagi menjelang.
Aku akhirnya diminta masuk dulu ke mesjid yang digunakan oleh panitia sekolah untuk kegiatan kepenulisan tersebut. Wow ada banyak anak-anak yang sudah tak sabar menanti. Aku sempat berbicara dengan salah seorang guru yang menjadi panitia kegiatan. Ternyata ia memintaku berbagi tips menulis, agar anak-anak semangat menulisnya.
anak-anak smp yang semangat belajar menulis |
Waduh! Aku sempat bingung, karena power point yang kubuat tidak 100 persen bicara tips menulis. (Karena sesuai permintaan dari panitia BaW untuk membicarakan manfaat media sosial bagi remaja). Kucoba mengecek file di laptop yang kubawa, ternyata ada satu file lama milik salah satu mentor menulisku dulu, Kang Iwok, tentang cara menulis cerita pendek anak. Alhamdulillah, bisa kugunakan juga.
Akhirnya, rombongan BaW datang beberapa saat kemudian. Aku yang seharusnya mengisi acara ke 2 (jam 11an), dimajukan menjadi pengisi acara yang pertama. Duh, aku bersyukur dibolehkan sebagai yang pertama, karena Aam dan Billa mulai beraksi. Kedua anak aktifku ini, mulai terlihat mau mengeksplore seluruh wilayah. Sekali lagi, aku berterima kasih banget dengan Ayah anak-anak yang mau bersusah payah menjaga mereka di ruang kelas sebelah mesjid. :)
Oh iya, ini pertama kalinya aku bertemu dengan Nda Syahdu, Mbak Dhani P, Mbak Sari, Mbak Shanti, Mbak Elita. :) Senang sekali bisa kopdar dan foto-foto, meski belum bisa banyak ngobrol, karena acara pun dimulai.
Aku langsung menghidupkan laptop dan mulai membagi ilmu tentang memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang keren.
Aku menjelaskan bahwa jika dimaksimalkan, manfaat media sosial itu sangat banyak, seperti ajang silaturahim (teman maupun keluarga), tempat mencari informasi untuk tugas sekolah (ada beberapa media seperti instagram dan pinterest yang bisa dimaksimalkan untuk mencari gambar dan info seputar kreatifitas), juga untuk marketing jika memiliki bisnis online ataupun promosi barang termasuk buku, dan juga sebagai sarana untuk menggali pengetahuan seputar dunia menulis, yakn dengan bergabung di beberapa komunitas kepenulisan yang mumpuni, seperti komunitas Be A Writer ini salah satunya.
Dari sini, kemudian aku fokus pada tips menulis. Kuabaikan sisa keterangan dari power pointku, karena aku harus memenuhi keinginan pihak sekolah. Kupinjam file tersebut. (karena sebenarnya power point tentang tips menulis cernak tersebut adalah milik Kang Iwok - setelah acara, aku whatsapp beliau, minta ijin. Hahaha... minta ijinnya setelah kegiatan... tapi mentorku ini rendah hati dan tidak sombong..:D beliau langsung tertawa waktu aku minta ijin, dan bilang..."aduh aku malu, itu file tahun kapan ya?").
Anyway.. back to topic...
Sebelum masuk ke tema menulis cerita ini, aku memutuskan untuk membuat satu games yang kuambil tipsnya dari youtube. Mengingat menghadapi anak-anak sangat berbeda jauh dengan menghadapi para peserta dari kalangan penulis yang memang datang untuk belajar menulis. Anak-anak abegeh ini cenderung mudah teralihkan perhatiannya.
Salah satu trik di youtube yang kugunakan di pelatihan ini, kuambil dari sini : "Guru Asyik dan Menyenangkan" video. Lumayan membuat anak-anak kembali semangat memperhatikanku lagi. :)
Setelah kegiatan tersebut, aku kembali membagi pengetahuanku seputar menulis cerita anak.
Aku fokus pada point bagaimana memulai sebuah cerita. Lalu kusebutkan 3 hal utama. Yakni sudah memiliki ide cerita (minimal inti ceritanya), kemudian menentukan tokoh cerita, baru kemudian membuat sinopsis cerita.
Agar tidak bosen, aku yang sengaja membawa beberapa buku karyaku dari rumah, membuat games untuk para peserta. Kutanyakan perihal apa itu cerpen, juga kutantang anak-anak tersebut untuk membuat secara cepat (10 menit) sinopsis cerita pendek dengan 2 tokoh utama dan 1 ide utama atau ide cerita.
salah satu peserta maju menjelaskan sinopsis cerita pendek |
Duh, seru banget... mereka bersedia membagi hasil tulisan mereka ke depan. Meski ada yang gemetaran, tapi tetap maju. Ada yang pede dan ada yang suaranya keciiiil sekali, hingga aku terpaksa mendekatkan diri untuk mendengar suaranya. :) Tapi mereka berani maju. Itu sudah point keren banget!
Ada ide yang menarik seputar anak yang harus menghadapi orang tua yang bercerai dan berupaya untuk mengusahakan agar tak jadi bercerai. Ada ide persaingan antar para peserta renang sekolah, juga ada ide tentang misteri. Seru banget ide-ide mereka!
Di akhir kegiatan, aku membuka forum tanya jawab untuk 2-3 orang peserta. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh peserta adalah mengenai dari mana ide menulis itu datang dan bagaimana caranya agar tidak hilang?
Berdasarkan pengalamanku selama ini, aku merasa ide bisa datang dari mana saja. Lebih sering lagi ia datang dari kegiatan anak-anaku dan juga bacaan yang kubaca. Namun tak jarang juga dari lokasi yang kudatangi atau acara televisi anak-anak. Sementara agar tidak hilang ide tersebut, biasanya langsung kutulis di buku tulis (jadul banget yak? hehehe), atau kalau sempat ya di gadget yang ada program dokumen atau note nya. Ini membantu sekali untuk menangkap ide-ide yang sering datang tak terduga.
Aam dan Kabel. *deg2an euy |
Aku juga bersiap untuk pamit pulang. Terus terang, sepanjang memberikan materi, aku deg-degan melihat aktifnya Aam di sekitarku berdiri. Aam beraksi sepanjang aku menjelaskan materi. Aam sibuk mengutak atik segala macam benda di sekitarku. Ayahnya sih jagain, tapi Aam kan aktif banget..:) hehehe Subhanallah, semoga kelak dirimu jadi seseorang yang hebat di dunia kepenulisan ya Aam...
Aam dan mike ..:) |
Dan dia mendadak jadi seleb di antara anak-anak abegeh itu..:)
Sebagian panitia dari sekolah dan anak peserta kepenulisan |
Terima kasih ya anak-anak sekalian. Kalian sungguh peserta yang menyenangkan. :)
Ah iya, aku juga sempat berfoto bersama teman-teman dari BaW.
Ah, menyenangkan sekali hari berbagi pengalaman ini. Aku juga senang bisa silaturahim dengan teman-teman dari BaW.
Kiri kanan : Nda Syahdu, aku, mbak Elita, Santi dan Sari |
Akhirnya ketemu mbak Dhani... |
Makasih ya BaW atas undangan mengisi acaranya. Semoga ke depan, aku bisa ikut kembali berpartisipasi dalam BaW Goes To School.
Oh iya, reportase tentang lanjutan kegiatan ini setelah aku pulang, dapat dibaca di blog Be A Writer yang berjudul "Be A Writer Goes To School Ma'had Ar Rahmaniya, Cilodong Depok" yang dibuat oleh Mbak Elita Duatnofa.
Semoga pengalaman yang kubagi di hari itu memberikan banyak hikmah bagi anak-anak tersebut. Semangat menulis mereka sangat besar... semoga terus menyala! :)
Amin.
***
*fiuuh, latepost banget nih. hiks...
Senangnya bisa berbagi ilmu yang bermanfaat. Pahalanya mengalir terus..
ReplyDeleteamiiin.. makasih mbak ety... in sha Allah menyenangkan kegiatan ini ...:)
Deletewuu mbak Pipiet Senja..she's a legend..sudah berapa tahun ya menulis? Saya baca majalah tahun 1986 sudah ada novelet karya beliau
ReplyDeleteacaranya seru ya Uni..coba kalo dekat, pasti bisa ikut :)
setuju, anak-anak dimotivasi untuk menulis..Agar mereka punya kegiatan positif
dan ajdi ingat dulu waktu sd malah dibully oleh guru. kata beliau tulisan saya gak logis xixiix
mungkin lebih dari 40 tahun kali ya Avi..:)
Deletewah,,, dibully guru? SD? tapi guru jaman dulu emang susah Avi, sekarang udah canggih tehnologi aja, masih banyak guru yang gak welcome dengan murid yang anti maintsream..hehehe
hehehhee
Deletegakpapa dijadikan pengalaman aja, kalau punya murid dan anak jangan sampai dibully (msekipun gak sengaja)
dan itu tidak mudah...:)
Deletemakasih udah mengingatkan....
seru banget pengalamannya..
ReplyDeleteAlhamdulillah ya, Uni, berbagi kebaikan.. semoga berkah untuk semua..
makasih juga mbak Linda....:) amin ya Allah...
Delete