sumber dari sini |
Nesha, menghinaku.
“Kurasa Ibu lo
gak pernah ngajarin, cara milih capres yang benar, ya?”
Darahku
mendidih. Kupilih diam.
Esoknya, Nesha ditemukan di pojok kantor. Ia panik, saat menyentuh mulutnya yang telah terjahit rapi. Darah telah mengering.
Aku tersenyum sinis. Sebagai anak dari simpanan capres pilihanku, aku pasti aman.
Esoknya, Nesha ditemukan di pojok kantor. Ia panik, saat menyentuh mulutnya yang telah terjahit rapi. Darah telah mengering.
Aku tersenyum sinis. Sebagai anak dari simpanan capres pilihanku, aku pasti aman.
No comments:
Post a Comment