(FF) Sang Koruptor
Bimo mengusap wajah dengan tangannya. Nafasnya
terasa berat. Ia mengamati surat penangkapan sang koruptor di tangannya.
Memastikan nama tersangka dengan cermat. Nama dan alamatnya sesuai. Namun, Ia
tak sanggup memandang laki-laki di hadapannya.
“Ayah?” Tenggorokan
Bimo tercekat.
Laki-laki itu
menunduk pasrah. Di belakangnya berdiri perempuan muda yang turut tertangkap
tangan.
No comments:
Post a Comment