Pinjem dari sini |
Kulirik perhiasan berlian yang kupakai. Langkahku semakin percaya diri, ketika mendekati teman-teman SMAku. Kami janji reuni dan buka puasa bersama.
“Wah, Lina, sukses bisnismu, ya?” Mariam melirik tajam ke penampilanku.
Aku tersenyum.
Sejenak, mataku melirik cincin berlianku. Ada bercak darah. Dengan tenang kulap, setenang kukubur majikanku di belakang Villanya.
No comments:
Post a Comment