Laos di antara Thailand dan Vietnam |
Diakui
atau tidak, berita seputar negara Laos nyaris tak sering saya dengar, ketimbang
negara-negara ASEAN lainnya. Bisa jadi tagline promosi pariwisata yang
digunakan tak sepopuler Malaysia, kondisi kekayaan alam tak sekaya Brunei, kebudayaan
tak semenarik Thailand atau Filiphina. Atau mungkin tingkat kesejahteraan tak
sekeren Singapura, dan bahkan, keluasan negara, jelas tak seperti Indonesia.
Bagi saya, informasi tentang Laos itu tak jauh berbeda dengan Myanmar dan Kamboja.
Apalagi ketiga negara terakhir ini, memang termasuk yang terakhir bergabung di
ASEAN, kisaran tahun 1997 -1998.
Saya
juga baru “ngeh”, bahwa Laos, meskipun sudah tergabung di ASEAN 26 tahun lalu,
ternyata baru membuka diri dalam hal bekerjasama di segenap aspek, dengan
negara-negara anggota ASEAN, justru baru di tahun 2004. Artinya, belum banyak
kontribusi Laos dalam komunitas tunggal ASEAN.
Jika
sudah demikian kondisinya, ketika muncul pertanyaan, bila posisi saya sebagai
negara Laos, maka apa bentuk investasi diplomatik yang dapat saya berikan,
dalam kemitraan yang terjalin di dunia internasional, terutama dalam konteks
ini adalah komunitas ASEAN? Meski ini bukan pertanyaan sederhana, lagi-lagi
sebagai ibu rumah tangga yang bermodalkan kecepatan mencari info di dunia maya,
saya mencoba menjawabnya dengan pola yang sederhana.
Saya akan
mulai dengan mencari jawaban, kenapa Laos baru membuka diri? Kondisi apa yang
menyebabkan itu terjadi? Kira-kira bagaimanakah proses yang perlu dilakukan,
untuk mencapai investasi diplomatik yang menarik dunia internasional untuk
melirik Laos? Dan pada akhirnya, manfaat apa yang akan Laos berikan bagi ASEAN,
jika berhasil memberikan satu bentuk investasi diplomatik tersebut?
Kemungkinan
terkuat, terkait dengan baru membuka dirinya Laos kepada negara ASEAN dan dunia
internasional, adalah kondisi politik dalam negara. Umumnya, kondisi politik
sebuah negara, mempengaruhi pilihan untuk aktif atau tidak dalam satu
komunitas. Apalagi, Laos ternyata merupakan salah satu negara penganut komunis
yang tersisa di Asia Tenggara.[i]
Perbaikan diri secara internal, terkait ekonomi, juga ikut mempengaruhi
kebijakan untuk berkontribusi di ASEAN di tahun 2004. Masalah seperti banyaknya
penduduk berpendidikan yang pergi bekerja di luar negeri, cukup mempengaruhi
kondisi ekonomi laos.[ii]
Berkibar "semangat" Bendara Laos |
Karena
itu, agar tercapainya investasi diplomatik yang membuat Laos dilirik, langkah
pertama tentulah melakukan banyak kerjasama dengan negara internasional. Laos
melakukannya pertama kali di tahun 2004, dengan menjadi negara pengekspor ke
Amerika Serikat. Belum lagi, fakta bahwa industri pariwisata Laos adalah salah
satu bidang yang paling cepat berkembang dan berkontribusi bagi negaranya.[iii]
Ini artinya, untuk bidang pariwisata, Laos sudah bisa memposisikan dirinya
sejajar dengan negara ASEAN, sehingga dapat bersama-sama secara tunggal
mempromosikan diri sekaligus ASEAN. Pemilihan tagline yang tepat bagi promosi
pariwisata, serta melakukan promosi ASEAN bersama melalui beragam seminar,
hubungan kerjasama antara negara yang paling dekat (misalnya Thailand atau
Vietnam sebagai negara-negara yang dilewati sungai yang sama, yakni sungai
Mekong), dapat menjadi pilihan dalam berinvestasi.
Bahkan,
Laos di tahun 2013 ini telah dinobatkan sebagai negara Tujuan Turis Terbaik di
Dunia, oleh Dewas Pariwisata dan Perdagangan Eropa (ECTT). Dengan meningkatnya
turis yang datang hingga 22 persen setiap tahunnya, memberikan sumbangan
pendapatan kedua terbesar bagi negaranya.[iv]
pariwisata laos yang menggeliat dari "tidur" |
Ini artinya, jika Laos berhasil
mengatur hubungan kerjasama pariwisata dan ekonomi dengan bijak, maka dapat
dipastikan, manfaat yang diberikan Laos bagi ASEAN, jelas akan diperhitungkan. Kontribusi
Laos di bidang pariwisata, dapat mendongkrak peningkatan pariwisata di
negara-negara yang dilalui sungai Mekong, seperti Thailand dan Vietnam. Saat
ini, Laos pun telah memberikan bebas visa bagi negara-negara ASEAN. Dengan
demikian, tidak lagi menjadi masalah bagi Laos, untuk mengenal bidang mana yang
akan memberikan daya tarik untuk berinvestasi diplomatik.
Dengan demikian, Laos di negara
ASEAN, tak sekedar “bumbu” belaka. Namun memberikan nilai tambah bagi ASEAN,
dan juga bagi negara di sekitarnya.
[ii] http://id.wikipedia.org/wiki/Laos
nyaris 37% penduduk yang berpendidikan bekerja di luar negeri, akibat minimnya
lowongan kerja.
Baru tahu Laos sebagai tujuan turis terbaik di dunia :) Jadi pingin ke Laos hehe
ReplyDeletesama Yan.. uni juga baru tahu. hikmah ikutan tantangan 10 hari ngeblog tema asean..:)
Delete