Cintai Alam Jamrud Indonesia. Gambar pinjem dari sini |
Bukan perkara mudah
untuk membuat branding bagi sebuah negara bernama Indonesia. Tak hanya butuh
satu tim khusus, bisa jadi satu departemen tersendiri yang bekerja sama
menemukan satu tagline bagi Indonesia.
Namun, ketika saya
ditanya, apa branding yang cocok untuk Indonesia, dalam mempromosikan diri
sebagai negara dengan beragam budaya? Apakah ada tagline yang pas dan cocok
untuk Indonesia di kawasan ASEAN?
Maka, yang terlintas
di kepala saya terlebih dahulu adalah, apa itu Tagline? Karena bagaimana
mungkin saya membuat sebuah tagline mewakili negara saya, tanpa tahu makna dari
tagline tersebut.
Secara harafiah,
tagline adalah susunan kata atau frase yang digunakan untuk merangkum atau
mengekspresikan tujuan dan semangat merek[i]
(atau dalam hal ini pribadi Indonesia), serta mengonsolidasi filosofi yang
diwakili oleh tagline. Belum lagi, niat utama sebuah tagline, juga untuk
menaikkan harga diri yang terwakili.
Jika branding tersebut sukses, tak jarang,
negara yang terwakili oleh tagline akan bangga dan berani untuk lebih
menonjolkkan diri, terutama memasuki pasar bebas tahun 2015 kelak.
Karenanya, bukan
perkara mudah, membuat sebuah tagline yang hanya terdiri dari beberapa kata,
untuk mewakili satu negara besar seperti Indonesia. Belum lagi, perwakilan
nilai filosofi yang digusung harus jelas. Mengapa dipilih tagline tersebut?
Prosesnya mendapatkannya seperti apa? Lalu manfaat atau tujuan dibuat tagline
seperti itu untuk apa?
Baiklah….
Karena ini adalah
sebuah tantangan. Tentu harus dijawab.
Pola pikir sederhana
saya sebagai seorang ibu rumah tangga, melihat Indonesia ini sebagai negara
yang hijau. Negara yang besar oleh hutan. Negara yang memiliki banyak pohon. Dari
pohon yang hijau ini, lahir beragam karakter budaya, melibatkan manusia dan
alam. Untuk hal ini kita boleh berbangga, sebagai negara nomor tiga setelah
Brazil dan Kongo dalam urusan kekayaan hutan.
Bagian kecil dari hutan Indonesia. Gambar pinjem dari sini |
Saya bahkan sempat
melihat dan membaca, bahwa jika diibaratkan hutan itu paru-paru bumi, maka
hutan Indonesia masuk dalam 10 besar paru-paru dunia. Bahkan mungkin paru-paru
dunia terbesar se ASIA, dan sudah pasti se-ASEAN.
Namun, hutan ini juga
sangat rawan. Jika tak dipelihara dengan baik, dengan keseimbangan alam yang
sempurna, tentu akan menghasilkan kesulitan-kesulitan bagi Indonesia. Termasuk ketidakmampuan
mempromosikan diri sebagai paru-paru dunia. Jadi, Indonesia terkait hutan dan
pohon ini, ibarat jamrud. Karena sangat hijau, berharga, sekaligus rawan atau
rapuh. Jika potongan sebuah jamrud salah, maka nilainya akan turun. Demikian
Indonesia, jika tak mampu menjaga hutan dan menjadikannya perwakilan negara,
tentu nilai diri Indonesia dapat turun juga.
Untuk itu, terpikir
oleh saya, sebuah tagline, yang mungkin akan menjadi dua sisi pisau. Dimana,
satu sisi, bisa jadi akan sangat meningkatkan semangat menjaga hutan alam,
sehingga bangga mempromosikan diri sebagai negara yang menentukan nafas dunia
(sebagai paru-paru dunia), namun di sisi lain, menjadi negara yang disorot
terkait masalah penjagaan hutan dan kekayaan alam. Bisa jadi sisi yang ini
malah menjadi bumerang bagi Indonesia, karena maraknya perlakuan banyak orang
yang semena-mena terhadap kekayaan alam Indonesia.
Otak saya lalu berpikir secara sederhana.
Mengapa tidak
menjadikan kekayaan alam ini sebagai branding utama Indonesia? Paru-paru dunia!
Sebuah posisi yang maha penting. Andaikan semua orang Indonesia menyadarinya,
tentu akan membuka mata dunia, betapa hebatnya kekayaan alam Indonesia.
Tak perlu kita
berbondong-bondong mempromosikan mal, kemegahan gedung serta fasilitas yang
negara lain memiliki dan mungkin lebih baik dari Indonesia. Karena kita
memiliki wilayah yang super penting bagi seluruh negara di ASEAN, bahkan di
ASIA, dan mungkin DUNIA. Kita memiliki kekayaan hutan, yang kalau dijaga dengan
hati-hati seperti kita menjaga batu jamrud dengan potongan sempurna, maka kita
menjadi pusat perhatian dunia.
Menjadi pusat
perhatian dunia secara positif, akan menggiring banyak hal baik. Termasuk
meningkatnya potensi devisa negara melalui pariwisata.
Tak bisa kita
bayangkan, jika ingin mempromosikan kekayaan laut, tapi terumbu karang hancur
dan banyak yang mencuri ikannya. Ingin mempromosikan kekayaan Papua, tapi tak
berani bilang tidak untuk penjajahan alam oleh negara asing. Ingin
mempromosikan kekayaan alam Kalimantan, tapi sudah kadung tak percaya diri
akibat kekuatan korupsi pemerintah. Dan banyak lagi, sikap lain yang
mengindikasikan rendahnya kepercayaan diri negara kita.
Harapan saya, sebuah tagline
sederhana, tak saja mengundang banyak wisatawan untuk melihat kekayaan
Indonesia dari dekat, tapi juga membuka mata hati orang Indonesia sendiri,
melihat betapa pentingnya posisi Indonesia untuk negara-negara sekitar, dan
betapa harusnya kita bangga dengan negara sendiri, dengan cara menjaga alam
sekitar, termasuk hutan.
Oleh karena itu.
Saya memilih Tagline
: Indonesia is the World’s Emerald. Indonesia adalah Jamrud Dunia.
World's Emerald gambar pinjem dari sini |
Mengapa Jamrud?
gambar pinjem dari sini |
Karena sebagai batu
mineral yang unik, semua aspek mempengaruhi nilai sebuah jamrud. Warna jamrud sangat
menentukan kualitas. Semakin hijau warna zamrud semakin mahal. Semakin besar
jamrud, semakin berharga. Semakin baik potongan jamrud, maka semakin bernilai.[ii]
Filosofi ini pas
dengan negara Indonesia sebagai jamrudnya dunia. Karena hijau hutan Indonesia
mewakili kekayaan alam Indonesia sebagai sebagai paru-paru dunia. Besarnya
wilayah Indonesia juga menentukan besarnya kekayaan Alam. Hingga kerapuhannya
yang harus dijaga dengan hati-hati, mewakili sikap yang harus dimiliki oleh
orang Indonesia dalam menjaga kekayaan alam.
Belum lagi, proses
pembuatan atau menghasilkan jamrud tidak mudah. Ini mewakili proses lahirnya
negara Indonesia, penanaman hutan dan penjagaan kekayaan alam, tidaklah
gampang.
Dan tujuan tagline
ini, tidak hanya untuk kepentingan promosi negara, tapi juga menaikkan rasa percaya
diri bangsa, serta menyentil nurani rakyat Indonesia untuk menjaga kekayaan
alam, terutama hutan dan lingkungan sekitarnya.
Alam yang hijau,
hutan yang terawat, penggunaan yang sesuai dengan kapasitas, akan membentuk
karakter manusia di sekitarnya memiliki harga diri yang tinggi. Jika
self-esteem sudah baik, maka mempengaruhi segenap aspek, termasuk meningkatnya
nilai jual pariwisata sekitarnya.
Maka, bukan tak
mungkin, memasuki pasar bebas ASEAN 2015, negara kita ikut andil dengan rasa
percaya diri yang baik, karena tagline nya mengingatkan posisi penting
Indonesia bagi negara lain.
No comments:
Post a Comment