Gambar Borobudur Pinjem dari sini |
Sebagai seorang ibu rumah tangga,
pengetahuan sejarah atau hal yang melingkupi informasi yang berbau sejarah, tak
jarang sering terlewatkan. Karenanya ketika ada berita seputar kesamaan Candi
Borobudur di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Candi Angkor Wat, di Kamboja, saya
menggunakan fasilitas internet untuk mencari tahu.
Saya pernah ke Borobudur. Ketika masih
kecil. Oleh karenanya gambaran patung atau cerita yang ada di setiap relief
Borobudur masih blur. Sementara saya tak pernah ke Kamboja, apalagi melihat Candi
Angkor Wat. Namun, hikmah adanya internet, membuat saya melek pengetahuan
tentang hal ini. Saya akhirnya tahu, bahwa hubungan bangsa Indonesia dan
Kamboja ternyata mulai terjalin, sebelum masa Raja Jayawarman II di Kamboja,
yaitu sebelum abad ke -9.[i]
Gambar Angkor Wat pinjem dari sini |
Satu hal yang mengulik rasa ingin tahu
saya, adalah ketika ada pernyataan, atau mungkin pertanyaan, apakah, dengan
adanya kesamaan atau kemiripan antara kedua candi tersebut, menandakan negara
Kamboja dan Indonesia adalah serumpun? Malah secara global mencoba
mempertanyakan, apakah ini indikasi bahwa negara-negara di ASEAN adalah
serumpun?
Saya cukup tahu diri, bahwa untuk
mengulik masalah ini, tidaklah sederhana, dengan hanya mengobrak-abrik artikel
di internet, atau buku-buku sejarah sekalipun. Tapi ada satu analisis sederhana
yang bisa digunakan untuk mencari jawabannya. Yakni menggunakan pendekatan
filosofis.[ii]
Kenapa menggunakan cara ini? Karena
secara keilmuan, pola pisau bedah filosofis cenderung mengena untuk mengurai
permasalahan. Pendekatan yagn dilakukan adalah melalui pendekatan ontologi,
atau mencari makna/hakekat atau pun definisi dari tema permasalahan. Lalu pendekatan
epistemologi, yakni berusaha mencari tahu bagaimana atau proses tema tersebut,
dan terakhir melalui pendekatan aksiologi atau melihat manfaat atau tujuan dari
munculnya pemasalahan.
Dikaitkan dengan pendekatan makna (ontologi),
maka, pengertian serumpun berdasarkan kamus besar bahasa indonesia adalah :
serumpunse.rum.pun
[n] (1) satu nenek moyang; satu keturunan; (2) sekumpulan (sekelompok) yg berasal dr satu induk (tt tumbuhan,bahasa)[iii]
[n] (1) satu nenek moyang; satu keturunan; (2) sekumpulan (sekelompok) yg berasal dr satu induk (tt tumbuhan,bahasa)[iii]
Menilik konsep tersebut, perlu diperhatikan, apakah Indonesia dan Kamboja memiliki bahasa yang mirip atau sama? Atau adakah informasi yang menyatakan bahwa Indonesia dan Kamboja memiliki satu nenek moyang atau satu keturunan? Hal ini membutuhkan penelaahan yang lama, panjang dan tak akan sedikit. Tak cukup dengan hanya berdasarkan kesamaan satu candi di Jawa Tengah dan candi di Kamboja.
Pendekatan
kedua, adalah mencari tahu proses (epistemologi)
kemungkinan serumpun, antara Indonesia dan Kamboja, berdasarkan kesamaan dua
candi tersebut.
Berdasarkan informasi singkat yang
ada, diketahui bahwa terjadinya kemiripan antara kedua candi adalah karena
proses interaksi yang terjalin melalui kegiatan perdagangan, yang melibatkan
kerajaan di Kamboja dan Indonesia pada abad ke-6 tersebut. Hal ini menunjukkan,
bukan karena adanya kesamaan nenek moyang atau akar rumpun yang sama, yang
membuat dua candi tersebut memiliki kemiripan, namun adanya kerja sama
perdagangan yang menunjukkan adanya hubungan sejarah ke dua negera.
Terakhir, adalah pendekatan secara aksiologi, atau melihat tujuan dari pernyataan
serumpun atau tidak ke dua negara, dengan hanya melihat kesamaan candi. Selain
untuk meningkatkan promosi pariwisata, saya tak melihat tujuan lain dari berita
atau pernyataan mengenai kesamaan candi tersebut. Karenanya, berdasarkan
pendekatan ini, jelas kesamaan dua candi saja, tak cukup untuk menyatakan
Indonesia dan Kamboja itu serumpun.
Pada akhirnya, memang sulit untuk
menyatakan satu negara di ASEAN itu serumpun dengan Indonesia. Mengapa? Karena Indonesia
ini terlalu luas. Satu rumpun dengan satu wilayah saja tak cukup. Sebagai
contoh, hanya karena kawasan Sumatera dan Kalimantan banyak suku melayu, tak
langsung serta merta kita mencap diri serumpun dengan negara Malaysia dan
Brunei. Begitu juga ketika banyak unsur relief hindu atau budha Jawa yang
muncul di candi milik Kamboja, juga tak langsung membuat Indonesia merupakan
negara serumpun dengan Kamboja.
Proses pengakuan sebagai negara
serumpun dengan Indonesia ini menjadi sulit, karena Indonesia tak hanya
Sumatera, Kalimantan atau Jawa saja. Tapi kita punya wilayah Sulawesi, wilayah
Maluku dan Papua. Saya sangat setuju dengan pernyataan Dr Anhar Gonggong
terkait pertanyaan apakah Indonesia serumpun dengan Malaysia. , “Kalau disebut bangsa serumpun, identik
dengan melayu saja, sedangkan suku bangsa, bahsa dan budaya suku lain dinihilkan.”[iv]
Hal ini dikarenakan luasnya wilayah dan banyaknya suku bangsa di negara kita.
gambar luasnya Indonesia pinjem dari sini |
Oleh
sebab itu, rasanya terlalu naif, jika hanya berdasarkan kesamaan relief candi
di satu negara dengan negara lain, lalu Indonesia menyatakan diri serumpun
dengan Kamboja, atau negara di ASEAN. Lagi pula, tak harus menjadi satu negara
serumpun, untuk menjalin kerjasama yang memberikan banyak kebaikan bagi dua
atau lebih negara seperti ASEAN. Yang diutamakan adalah sikap menghormati
setiap aturan negara, termasuk ketentuan pasar bebas ASEAN yang akan hadir di
tahun 2015 kelak.
Jadi,
kita memang harus sedikit hati-hati dengan kata “serumpun”.
No comments:
Post a Comment