Aug 24, 2021

Mempelajari Karakter Tokoh Dalam Novel Untuk Kebutuhan Menulis Novel

 

Salah satu buku anak-anak yang karakternya kuat banget. Noddy dan Big-Ears
dalam serial Noddy



Bismillah


Sebagai seorang penulis, sudah sepatutnya melakukan tiga syarat utama sebelum menulis. Apa itu syaratnya?

Membaca, membaca dan membaca.

Jadi, sering sekali seseorang yang menulis terus merasa mentok, writer's block atau bingung mau nulis apa. Itu semua karena dirinya bisa jadi kurang membaca. 

Nah, terkait dengan membaca dan menulis ini, aku mau share pengalamanku saat hendak menulis untuk tantangan sebuah komunitas menulis. 

Aku belajar menulis cerita dewasa untuk kedua kalinya di komunitas ini. Salah satu tantangan dari PJ kegiatan adalah mewajibkan membaca buku yang ada korelasinya dengan rencana naskah yang akan kubuat.

Aku sedang merancang tulisan dengan karakter perempuan tangguh, kuat dan ego tinggi. Hal ini terkait dengan  membuat tokoh yang nggak mudah menyerah dalam menghadapi masalahnya yang sangat berat, yakni sulit punya keturunan. 

Nah, dari banyak buku, aku memilih dua buku ini, yang akan kureview sedikit isinya ya..

pinjem dari sini gambarnya 


Judul novel: Master of The Game atau Ratu Berlian

Penulis: Sidney Sheldon

POV: Orang ketiga

Premis: Perjuangan Kate Blackwell mendapatkan penerus bisnis dan mempertahankan kekayaan yang telah dirintis ayahnya dari nol. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkannya. 

Sinopsis:

Kate Blackwell adalah seorang perempuan yang sangat Tangguh dan tahu apa yang akan dia lakukan pada dirinya dan orang yang dia cintai. Kegigihan ayahnya menurun pada dirinya. Latar belakang sejarah ayahnya mendapatkan kekayaan sebagai pengusaha berlian di Afrika Selatan menjadi salah satu motivasi Kate mempertahankan harta keluarganya.

Simbol kesuksesan diraihnya dengan segenap cara. Kate sangat pantang menyerah mencari penerus bisnisnya. Cerita ini diawali dari adegan perayaan ulang tahun Kate ke 90. Beberapa karakter yang mewarnai isi novel ini diperkenalkan secara halus di bagian prolog.

Buku ini dibagi menjadi lima setting waktu.

Satu, Jamie 1883-1906, mengisahkan perjuangan ayah Kate dalam mencari kehidupan baru di Afrika Selatan. Ia adalah laki-laki yang selamat dari ancaman kematian untuk merebut haknya atas kekayaan berupa tanah penghasil berlian di bumi Afrika Selatan yang suram kala itu. Ada tokoh Banda yang mewarnai kisah buku ini dari aspek perpolitikan di kawasan Afrika Selatan, sehingga pembaca diajak juga mempelajari kondisi setting waktu di kala itu dari kacamata politik.

Dua, Kate dan David 1906 – 1914. Bagian ini menceritakan kehidupan remaja Kate dan usahanya untuk fokus pada laki-laki yang jauh beda usianya dengan dirinya, yakni David Blackwell. David adalah orang kepercayaan Jamie dan Margaret (ibu Kate). Davidlah yang mempertahankan kesuksesan perusahaan Jamie setelah Jamie dan anak laki-lakinya (kakak Kate) meninggal dunia. David laki-laki yang setia, karena hidupnya ditolong oleh Jamie. Dia mempertahankan usaha tersebut tetap gemilang, agar bisa dipindahtangankan pada Kate di usia 21 tahun. Usaha Kate ini, tidak saja gigih mempelajari perusahaan besar milik ayahnya, namun juga beragam upaya mempertahankan David.

Tiga, Kruger-Brend ltd 1914 – 1945. Masuk ke bab ini adalah bab dimana Kate berusaha mempertahankan keberadaan David  dan berhasil membuat David bersedia menjadi suaminya. Pernikahan yang sudah diidamkan Kate sejak kecil. Anaknya bernama Tony pun lahir. Kisah selanjutnya, adalah Kate harus menghadapi kenyataan, jika anak laki-lakinya gagap jika berada di dekat Kate serta kenyataan, jika Tony ternyata lebih tertarik pada seni daripada bisnis yang dirintisnya.

Empat, Tony 1946 – 1950, bagian ini adalah bagian yang cukup memukul diri Kate. Tony akhirnya berhasil dia upayakan menikah dengan perempuan pilihannya. Caranya sangat cerdas hingga Tony tak menyadari proses perjodohan dan situasi yang dibuat oleh ibunya tersebut. Hingga puncaknya adalah kematian istri Tony karena melahirkan, efeknya sangat parah pada kejiwaan Tony. Meski demikian, Kate merasa harus terus berupaya mempertahankan perusahaannya. Dia harus berusaha mendapatkan keturunan yang bisa meneruskan kejayaan perusahaan. Karena Tony tak mampu, maka pilihannya jatuh pada kedua cucu kembarnya.

Lima, Eve dan Alexandra, 1950 – 1973. Bagian ini kekuatan karakter Kate diuji dengan karakter cucun kembarnya bagaikan langit dan bumi. Sempat terkecoh oleh karakter Eve yang mirip culas dan gigih, mirip dirinya namun dari segi negatif, akhirnya Kate mengharapkan perusahaannya diteruskan oleh Alexandra yang ternyata lebih lembut, dan cenderung mirip Tony. Bagian cerita Eve dan Alexandra ini lumayan banyak, nyaris sepertiga novel. Karakter dua anak kembar yang sangat berbeda ini, memberikan gambaran pada pembaca, seolah-olah ada dua pribadi Kate yang split atau terbagi dua pada diri cucu-cucunya. Kondisi ini sungguh menjadi antiklimaks, karena seolah-olah, Kate tetap belum mendapatkan penerus pemimpin perusahaannya.  Tapi bukan Kate jika tidak meyakini akan ada penerusnya.

Pada bagian epilog (Kate 1982) digambarkan upaya Kate yang tak pernah berhenti untuk mencari penerus bisnisnya. Pilihannya jatuh pada cucunya yang masih kecil, Robert. Ending yang cukup manis dan sedikit memprihatinkan, mengingat cara Kate selama perjalanan novel ini dibaca adalah all out, alias segenap cara dengan kecerdasan yang luar biasa tak disadari  oleh orang yang diaturnya tersebut.

Kekurangan novel:

Apa ya kekurangannya? Mungkin karena pilihan plot yang cepat, dengan jumlah karakter yang banyak dan muncul bergantian di setiap setting waktu, membuat pembaca harus benar-benar siap dengan perubahan cepat yang terjadi. Namun, saya pribadi merasa ini bukan kekurangan novel. Tak ada kekurangan yang significant pada buku karya Sidney Sheldon ini.

Kelebihan novel:

1. Premis cerita ini berpusat pada Kate, namun penggambaran karakternya dimulai dari karakter ayahnya. Ini sangat menarik. Karena tokoh utama buku, baru muncul di 1/3 awal buku.

2. Karakter Kate Blackwell sangat kuat dan menonjol. Pembaca dibuatnya bingung antara berempati atas penderitaannya, atau gemas dengan manipulasi yang dilakukannya atas nama cinta dan perusahaan. Sungguh menarik mengikuti jalan hidup karakternya.

3. Banyak karakter, dan setiap karakter tetap kuat tergambar dan memperkaya plot cerita. Bahkan penulisan karakter berdasarkan setting waktu, dengan gambaran politik dan kondisi perang diberikan tipis tapi cukup mempengaruhi jalan cerita, namun sikap tokoh utama yang kuat, membuat perjalanan settting waktu 90 tahun lebih itu tidak pernah membosankan sama sekali.

4. Plotnya cepat dan dinamis, nyaris tidak ada bosan karena hampir setiap halaman memberikan info dan kejutan. Cliffhanger setiap bab sangat menarik.

 

Setelah membaca buku ini, dan memperhatikan karakter tangguh dari Kate Blackwell, aku pindah ke buku karya anak bangsa. 


gambar juga pinjem dari sini 


Judul buku: Faith and The City

Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

POV:Orang Ketiga

Premis: Kisah Hanum, seorang jurnalis biasa menghadapi kondisi harus memilih, antara menjalani pekerjaan impiannya di New York, dan di saat yang sama, harus menghadapi kenyataan suaminya harus kembali sekolah ke Wina, sehingga dia harus memilih antara karir atau rumah tangganya.

Sinopsis

Kisah buku ini merupakan lanjutan kisah dari novel Hanum dan Rangga sebelumnya berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika. Sehingga pembaca diharapkan mengetahui tentang karakter Azima dan Brown dalam kisah buku ini karena termasuk tokoh yang mewarnai konflik suami istri Hanum dan Rangga.

Adegan awal setelah prolog tentang seseorang bernama Faith, adalah adegan Hanum terlihat menikmati kondisi menjadi terkenal karena berhasil mempertemukan dua tokoh Azima dan Brown dalam sebuah frame kisah yang mencerahkan secara islami, terkait kejadian 11 september. 

Selanjutnya, saat Hanum dan Rangga bersiap menuju ke airport untuk pulang ke Wina, tempat suaminya menjalani pendidikan Doktoral, mereka dihadang oleh  Andi Cooper, seorang jurnalis senior terkenal di Newyork yang memimpin sebuah televisi internasional. Andi sangat ambisius dan raja tega. Dia menginginkan sebuah show yang menggiring Azima dan Brown menjadi narasumber acara, karena kedua tokoh ini tak pernah mau diwawancarai oleh media manapun. Andi nenawarkan posisi magang bagi Hanum di GNTV yang dipimpinnya. 

Tawaran ini menggiurkan bagi Hanum, tidak saja karena memang akan memperkaya portofolionya sebagai jurnalis dari Indonesia, namun Andi Cooper adalah idolanya sejak dia remaja dan bercita-cita menjadi jurnalis. 

Akhirnya Rangga mengalah dan ikut serta selama 3 minggu di New York. Tiga minggu adalah masa magang Hanum. 

Sejak itu, rumah tangga mereka pun mulai dipenuhi dengan konflik. Rangga yang seharusnya mengerjakan disertasi, jadi bengong selama di New York. Dia diminta oleh Brown untuk membuat buku yang sebenarnya lebih bagus dilakukan oleh Hanum. Belum lagi, Rangga benar-benar tak bisa mengerjakan apapun di sana, dan Hanum nyaris tak mengurusi suaminya karena kesibukannya yang luar biasa mengurus talkshow dan reality show yang menjadi tanggung jawabnya selama magang.

Sejak itu ujian dan konflik mulai mewarnai pasangan tanpa anak tersebut. Terutama sikap Hanum  yang keras kepala dan tak suka dianggap sepele atau disepelekan.  Ada pergelutan batin para tokoh antara membela keyakinan (faith) dengan godaan yang sangat menggoda untuk hidup serta tinggal di sebuah kota (city) bernama New York. Perbedaan pandangan antara Rangga dan Hanum semakin menajam, seiring keberhasilan yang didapat Hanum selama magang bekerja sama dengan parner kerja barunya bernama Sam. 

Ending cerita cukup menarik, tak saja Rangga yang bertekad meninggalkan New York dengan  bersedia ikhlas melepaskan Hanum untuk bekerja dengan GNTV karena mendapatkan kontrak seumur hidup yang ditawarkan Andi Cooper, namun juga adegan reality show melibatkan Azima dan Brown yang ditampilkan di acara insight islam yang merupakan klimaks dari penentuan sikap Hanum, yang akhirnya memilih meninggalkan GNTV, mengejar Rangga di airport dan menyobek kontrak seumur hidupnya di GNTV karena keberhasilannya menghasilkan acara yang menembus share dan rating hingga ke angka 50.

Kelebihan novel

1. Pilihan katanya membuat pembaca menambah banyak pengetahuan terkait dunia pertelevisian, New York dan sejarah islam. 

2. Karakter tokoh cukup kuat, mungkin karena berdasarkan karakter diri para penulis juga. 

3. Plot cerita cukup rapi.

4. Epilognya menarik

 

Kekurangan novel:

1. Prolog agak membingungkan dan bukan bagian dari klimaks konflik cerita, namun baru menuju klimaks konflik.

2. Pembaca yang belum pernah baca dua buku sebelumnya, dijamin akan bingung menghadapi dua karakter Azima dan Brown yang tidak terlalu diperjelas di buku ini. Sehingga hanya pembaca buku sebelumnya saja yang paham pentingnya keberadaan dua karakter ini dalam novel.

3. Menurut saya, jalan ceritanya sedikit agak "fantasi" dalam arti terlalu seperti mimpi, ketika karakter Hanum berhasil membuat sebuah acara mendapat rating dan share tinggi di sebuah pertelevisian New York. Sempat terbersit pemikiran, benarkah ini terjadi? atau bagian ini adalah total fiksi dari penulis? 

Meskipun novel ini cukup menarik, namun tidak semenarik novel I am Sarahza, kisah usaha Hanum dan Rangga berusaha mendapatkan momongan. 

 

Setelah melakukan dua review itu, kemudian aku mulai memperkirakan seperti apa karakter perempuan bernama Kay dalam rencana draft novel genre dewasaku tersebut. Cukup memudahkanku, karena sudah memiliki gambaran dari dua buku tersebut

Demikian, salah satu caraku memulai membuat karakter dalam novel. Semoga memberi pencerahan minimal hikmah bagi teman yang berniat menulis dan bingung harus mulai dari mana atau cara apa yang paling tepat....

Goodluck! 


Patah Hati Berbuah Domain Diri

Berdiri di samping banner buku " Dan Akupun Berjilbab" yang aku susun.
Isi buku ini berasal dari lomba "Jilbab Pertama"
yang aku gusung di Multiply tahun 2010, terbit 2011 akhir dan best seller di tahun 2012.


Aku sudah lama mengenal blog. Sekitar awal tahun 2004. Sebelumnya cukup rajin menuliskan kisah dan curhatan hati di blog milik (alm) Friendster.

Belajar ngeblog dengan lebih rutin justru di Blogspot, dan kemudian makin intens di Multipy, yang sebentar lagi akan "membunuh diri".

Aku benar-benar patah hati, ketika tahu Multiply tak akan lama bisa dinikmati. Nyaris pertengahan bulan Ramadan tahun 2012, aku menghentikan tulisanku di sana. Sibuk menyimpan file-file dan akhirnya migrasi ke Blogspot lamaku, dan menjajal areal baru di Wordpress.


Tapi aku kehilangan gairah ngeblog.
read more